Saturday, January 8, 2011

Just To Change

Sudah memasuki semester yang kedua. Yaah melihat hasilku yang tertera di 3 lembar kertas putih beberapa waktu lalu, aku jadi merasa ada suatu motif yang memang memaksaku untuk bangkit dan kembali ke keseriusan dalam ilmu. YA. Aku memang harus memperbaikinya. Wajibun Ainun !
Tak semua hal bisa dilaksanakan hanya dengan sebuah rencana dan doa saja. Itu sama halnya memadamkan api yang berkobar hanya dengan kibasan telapak tangan yang kita kendalikan ini. Dan jawabanya, (jelas) sia - sia.
Ya Tuhan, sudah berapa minggu aku tak mengabdi kepada-Mu? Aku rindu. Tapi aku juga tergoda oleh hal-hal yang seharusnya bisa aku cegah. Sangat merasa galau saat harus menentukan bagaimana cara mengatasi ini semua. Dan tak ada seorang pun yang mampu memberikan solusinya. Perlahan tapi penuh niat. Santai tetapi tidak melupakan tujuan yang ingin di capai.
Mulai disibukkan kembai dengan kegiatan Paskibraka. Membanggakan memang, Tapi butuh pengorbanan dan perjuangan keras dalam melakukannya. Banyak yang meremehkan ajaran baris berbaris semacam itu. Tapi aku sangat sangat yakin, tak sembarang orang mampu melakukannya. Butuh ketekunan. Keseriusan. Dan usaha keras untuk bisa sukses dalam hal tersebut. Itu memang sudah menjadi pilihanku. Semoga aku berada di jalan yang benar. (kyo opo wae HAHA)
Aku latihan cukup keras. Aku berusaha sebaik munkin agar aku tidak merasa sia-sia karena sudah memotong pendek rambut indahku yang dulunya panjang ini. Banyak orang bisa merasakan kegalauanku dalam hari-hari menjelang hilangnya rambutku. Termasuk kedua orangtuaku yang (mungkin) sebenarnya tidak memperbolehkanku memotong mahkota seorang wanita ini. Dan aku bisa selangkah lebih maju. Karena aku dipercaya untuk mewakili lomba. Bukan lomba individu melainkan kelompok. Bukan satu atau dua, melainkan semua. Bukan aku atau kamu, melainkan kita. Mempelajari bagaimana berbagi bersama. Sangat menyenangkan :) Partisipasi atau Menang? (mungkin) pilihan yang gampang, tapi membingungkan. Jika hanya berpartisipasi pasti kada malu yang kita miliki itu meningkat. Tapi jika sudah memilih untuk menang, tak akan bisa jika tak ada motivasi dalam diri sendiri. Berawal dari diri sendiri. Tetapi (jelas) berakhir kita (bersamasama.red) Aku memang mempunyai semangat. Aku pun bisa mengendalikan semangat dan niat usaha ku. Tapi aku tak akan mampu mengendalikan niat usaha mereka. Aku ingin mereka isa memiliki perasaan yang peka untuk mencapai tujuan 'menang'. aku sangat berharap itu. Hati sakit saat mendengar teriakan senior "Barisan pekok!" padahal aku sudah latihan dan memberikan yang terbaik..

Semua pasti ada cobaannya. Dan aku ingin berhasil melewati cobaan demi cobaan yang jika direnungkan kembali, itu sangat membuat hati teriris.

No comments:

Post a Comment