Tuesday, October 11, 2011

Presepsi...

Apa yang bisa kita lakukan, jika ternyata orang yg kita sayangi (re: siapapun itu, tanpa terkecuali), tidak pernah bisa ikhlas menerima kita sebagai apa adanya yang ada dalam diri kita?
Mau bersikap masa bodoh.. Tetapi kita butuh mereka.. Dari mereka lah kita dapat memperbaiki kesalahan demi kesalahan yang kita perbuat tanpa kita sadari..
Beberapa orang berpendapat, "Teruslah melangkah, jangan hiraukan orang yang mencacimu"
Presepsi yang dapat diterima, tetapi sulit dipahami.. Seperti apa orang yang mencaci kita? Seperti apa pula orang yang mengkritik demi memotivasi kita? Dan jawaban yang saya temukan saat ini adalah NOL..

Saya hanya dapat mengatakan.. Bahwa inilah saya.. Saya masih menerima kritikan yang jika dipahami betul-betul itu adalah motivasi. Tetapi saya akan hiraukan, jika itu adalah sebuah permainan berupa caci maki dan hinaan..


So, this is just who I am. If you don't like, leave me. ☺

11-10-11 ☺

Hari ini aku belajar satu hal...

Bahwa kita tidak layak untuk takut akan kehilangan sesuatu yang sebenarnya suatu hal itu, tidak kita miliki secara utuh..
Gampangannya.. itu kan bukan milik kita. Bukan hak kita. Lalu buat apa kita takut buat kehilangan?
Yah.. Pada dasarnya, sifat manusia memang terkadang seperti itu. Sering merasa atau pura-pura memiliki. Padahal tidak..
Sama seperti halnya dengan 'teman'. Maka 'teman' yang kita anggap, akan dianggap sebagai 'teman' juga oleh orang lain. Itu menunjukkan bahwa orang yg memiliki 'teman' itu adalah tidak hanya kita,.
Lebih menyakitkannya lagi, jika 'orang yang kita percaya' adalah orang yang dipercaya pula oleh teman yg renggang dengan kita (re: musuh atau orang yang tidak begitu dekat dg kita).

Nah, bisa berbuat apa? Mau melarang? Tidak mungkin. Mau pasrah? Perasaan tidak ikhlas pun muncul. Lalu? Ya hanya bisa diam. Membiarkan semua berjalan sesuai kodratnya. Membiarkan semua berlalu terlupakan.. (˘˘)