Merpati tak pernah ingkar janji.
kalau seekor merpati saja sanggup menepati janjinya,
Mengapa manusia tidak ?
Tidakkah manusia lebih baik dibanding seekor binatang macam ‘merpati’ ?
Sometimes life is a fiction, full of imagination and hopes. But each story has its own space in your heart..
Tuesday, May 31, 2011
Kehilangan
Kau kehilangan arah
Mau lari kemana entahlah
Berlagak puitis
Berdasar apatis
Mengeluarkan reaksi
namun hanya fiksi
Mengumbar janji
Tak janji pula untuk tepati
Pergilah mencari jati
Sebelum temukan janganlah kau kembali..
Mau lari kemana entahlah
Berlagak puitis
Berdasar apatis
Mengeluarkan reaksi
namun hanya fiksi
Mengumbar janji
Tak janji pula untuk tepati
Pergilah mencari jati
Sebelum temukan janganlah kau kembali..
Thursday, May 26, 2011
Terulang
Sudah berapa kali ini terjadi.
Pekataan, cemooh, dan hinaan dari orang lain memang membuat dada ini sesak.
Lebih lagi jika orang yg berarti dlm hidupmu (sekarang), mencibirmu dengan lugas.
Seperti seakan tak ada lagi manusia lain yg menginginkan mu utk tetap hadir dlm dunia mereka.
Perlahan, satu dr mereka, dua dr mereka, dan seterusnya bagaikan mulut yg ingin memuntahkan kamu sebagai isi perutnya.
Wajarkah ini terjadi?
Apakah manusia lain jg mengalami hal seperti ini?
Yang jadi buah bibir itu memang kenyataan.
Namun itu lembaran lama yg sudah aku sobek, buang, bahkan aku bakar hidup-hidup.
Lalu kenapa harus ada yg menemukannya?
Membawanya kepadaku, mengingatkan kembali, dan tertawa bahagia saat aku hanya bisa tertunduk dalam tangis.
Tetap diam walau telah mendengar (lagi) pergunjingan yang seakan sengit dengan ketidakberdayaanku.
Aku bukan Nabi, bukan pula Malaikat. Maka aku punya perasaan.
Berharap ada tangan manusia kiriman Tuhan yang masih sudi untuk membantuku bangkit.
Friday, 20 May 2011 at 19.33
Pekataan, cemooh, dan hinaan dari orang lain memang membuat dada ini sesak.
Lebih lagi jika orang yg berarti dlm hidupmu (sekarang), mencibirmu dengan lugas.
Seperti seakan tak ada lagi manusia lain yg menginginkan mu utk tetap hadir dlm dunia mereka.
Perlahan, satu dr mereka, dua dr mereka, dan seterusnya bagaikan mulut yg ingin memuntahkan kamu sebagai isi perutnya.
Wajarkah ini terjadi?
Apakah manusia lain jg mengalami hal seperti ini?
Yang jadi buah bibir itu memang kenyataan.
Namun itu lembaran lama yg sudah aku sobek, buang, bahkan aku bakar hidup-hidup.
Lalu kenapa harus ada yg menemukannya?
Membawanya kepadaku, mengingatkan kembali, dan tertawa bahagia saat aku hanya bisa tertunduk dalam tangis.
Tetap diam walau telah mendengar (lagi) pergunjingan yang seakan sengit dengan ketidakberdayaanku.
Aku bukan Nabi, bukan pula Malaikat. Maka aku punya perasaan.
Berharap ada tangan manusia kiriman Tuhan yang masih sudi untuk membantuku bangkit.
Friday, 20 May 2011 at 19.33
Tuesday, May 17, 2011
Dalam Diam, Aku Mengetik
Suara kereta berlalu pun bergemuruh.
Aku masih tetap dalam diam bersamanya.
Akankah seperti ini berlanjut (lagi) ?
Dinginnya malam, suara binatang kecil, serta hiruk pikuknya jalanan, tak mempan buat kami untuk bicara.
Terlelap dalam pikiran masing-masing.
Terlelap dalam emosi jiwa.
Masihkah hawa amarah menjadi prioritas utama dalam hidup ?
Tidakkah itu seharusnya dilenyapkan ?
Entahlah.
Saturday, 14 May 2011. At 19:40
Aku masih tetap dalam diam bersamanya.
Akankah seperti ini berlanjut (lagi) ?
Dinginnya malam, suara binatang kecil, serta hiruk pikuknya jalanan, tak mempan buat kami untuk bicara.
Terlelap dalam pikiran masing-masing.
Terlelap dalam emosi jiwa.
Masihkah hawa amarah menjadi prioritas utama dalam hidup ?
Tidakkah itu seharusnya dilenyapkan ?
Entahlah.
Saturday, 14 May 2011. At 19:40
Wednesday, May 4, 2011
Tidak Ada Judul
Aku nggak pernah menyangka bahwa orang yang dulunya adalah 'sahabat' itu bisa sekejap berubah menjadi 'pacar'. Nggak pernah berharap lebih untuk hubungan yang dibangun dr rasa peduli, kemudian memperhatikan kemudian sayang dan seterusnya. Nggak begitu mengerti bagaimana proses perubahannya, namun tetap ku jalani. Lalu, sampaiah aku pada titik dimana aku telah menemukan kamu sebagai obyek kasih sayangku :)
Yusuf Abdurrachman, teman sahabat pacar bahkan terkadang menjadi musuh untuk hariku. Tidakkah ini salah ya Tuhan? Tidakkah ini terburu-buru? Benarkah ini yang terbaik Tuhan? Aku hanya menjalani, aku tidak berkehendak.
Ini komitmen. Bukan, ini konsekuensi. Emm atau mungkin ini semacam reaksi? Aku tidak tahu persis.
Tapi bagaimanapun, aku akan tetap menjalani. Dengan ketulusan, keikhlasan, sekalipun kelabilan. Semoga bisa menimbulkan reaksi yang baik untuk kedepannya.
Perlahan aku beranjak pergi meninggalkan hal2 yang secara tidak sengaja menjadi sebab akibat kegalauanku. Selamat tinggal masa lalu. Dan kini ku akan berpijak (mungkin) pada harapan masa depanku. Selamat datang perubahan :)
Yusuf Abdurrachman, teman sahabat pacar bahkan terkadang menjadi musuh untuk hariku. Tidakkah ini salah ya Tuhan? Tidakkah ini terburu-buru? Benarkah ini yang terbaik Tuhan? Aku hanya menjalani, aku tidak berkehendak.
Ini komitmen. Bukan, ini konsekuensi. Emm atau mungkin ini semacam reaksi? Aku tidak tahu persis.
Tapi bagaimanapun, aku akan tetap menjalani. Dengan ketulusan, keikhlasan, sekalipun kelabilan. Semoga bisa menimbulkan reaksi yang baik untuk kedepannya.
Perlahan aku beranjak pergi meninggalkan hal2 yang secara tidak sengaja menjadi sebab akibat kegalauanku. Selamat tinggal masa lalu. Dan kini ku akan berpijak (mungkin) pada harapan masa depanku. Selamat datang perubahan :)
Subscribe to:
Posts (Atom)