Monday, October 25, 2010

Reality 66 Days (Sixty Six Days) = S.I.C.K ♥ :')

Sejak  20 Agustus, muncul sosok kamu dengan tidak disengaja. Sosok lelaki berparas tampan yang tak lagi mempunyai harapan pada seorang perempuan yang amat disayangi. Seorang lelaki yang menerima kenyataan hidupnya dengan pasrah. Mungkin terpaksa lebih tepatnya. Sesosok lelaki yang seperti kehilangan akalnya. Tetapi selalu bersikeras untuk menutup dan membuang semua kisah dalam lembaran buku lamanya yang sudah kusam. Sesosok lelaki yang (terlihat) mau berusaha. Dan sosok pribadi lelaki itulah yang tanpa sengaja telah masuk dalam kehidupanku. Masuk dalam hatiku tanpa kusadari membekas dalam ingatanku.Tak ada yang bisa dibanggakan didirimu. Tapi semua itu terlihat sempurna dalam pandanganku.
28 Agustus,  menjadi hari pertama kita bertemu. Aku merasa tak asing melihat parasmu. Ya, aku memang pernah tau kamu sebelumnya. Di sekolah dasar. Kamu adalah kakak kelas yang hanya bisa kupandangi saat sedang bermain sepak bola di tengah lapangan. The Expendables. Film Grand21 yang membawaku larut dalam genggaman tanganmu. 666 Book's yang kamu beli pun terasa 'wauw'. Tetapi hanya bagiku. Tidak bagimu.
29 Agustus, pertemuan kita yang keduakalinya. Kuterima pesan masuk baru. Ternyata Si Mantan Pacar-ku yang berasumsi kami bisa bersama kembali. Tapi aku tidak bersedia. Aku lebih merasa nyaman berada di sisimu, dan bukan di sisi Si Mantan Pacar. Aku benar-benar menghapus ingatan tentang bekas pacarku tepat dihadapanmu. Berpikir mungkin dengan kamu lah aku bisa memulai semuanya dari awal (lagi). Berbincang bercanda senyum dan tawa. Semua terekam jelas. Dan aku sedang membuka rekaman itu, sekarang saat duduk termenung dihadapan pc ku. Ciuman hangat yang kamu berikan di akhir hari itu pun seperti bisa kurasakan kembali..
Hari demi hari. Keberadaanmu sudah menjadi bagian dalam hidupku selama sejenak. Hingga rasa sayang itu muncul. Hey, tetapi tidak dengan perasaanmu sayang! Aku tahu hanya perempuan berambut pendek, lebih tepatnya perempuan yang kamu sayangi itulah yang mampu memiliki rasamu. Dan aku? Aku hanya mencoba berada disampingmu. Selalu dan selalu. Menunggu kamu membuka mata telinga pikiran dan hati. Memendam rasa yang sebenarnya tidak akan berarti untukkmu. Bahkan tidak akan membuatmu menjadi milikku seutuhnya. Begitu banyak janji dan rayuan gombalmu bahwa kamu akan melupakan dia beserta masalalumu. Tapi begitu banyak pula kamu menyiksa dan membohongi dirimu sendiri. Cerita latar belakangmu adalah salah satu hal yang membuatku tersentuh untuk memberikan apa yang layaknya kamu dapatkan. I think you just felt lonely dear...
27 September, hari dimana kita memutuskan untuk berkomitmen dalam suatu hubungan. Aku senang. Tanpa kamu sadari aku juga rasakan ragu karenamu. Yakinkah kamu dengan keputusan itu? Sadarkah kamu dengan apa yang kamu lakukan? Kurasa tidak. But I try not to think about the pain I feel inside..
Waktu yang kamu luangkan untukku pun berkurang. Mulai dari pesan singakat sampai waktu bertemu. Tak banyak yang kamu lakukan untukku. Begitupun sebaliknya. Kurasakan tulusnya kasih sayangmu di awal. Dan sedikit demi sedikit berkurang. Berkurang, berkurang, dan sekarang menghilang.
24 Oktober, dua hari menjelang hari jadi-ku. Tiga hari menjelang hari jadi kita. Pesan singkat yang hanya dilakukan beberapa kali saja. AUB tempat dimana diadakan acara music lokal telah menjadi saksi bisu. Aku hadir. Sudah kusangka, kamu - lelaki kehilangan akal turut hadir. Aku hanya melihat sosokmu dari jauh. Rinduterasa dalam getaran nafasku. Tetapi tidak dengan perasaan kasih itu lagi. Seolah ketulusanku hilang bersama setetes air mataku yang sebagianny bisa kutahan. Sejenak aku berpikir dalam diam. Aku memberanikan diri mengirim pesan singkat padamu. Tujuanku, meminta kejelasan hubungan. Adu mulut dalam pesan singkat pun terjadi. Berbagai hinaan kasar saling kita lontarkan satu sama lain. Tak banyak yang aku harapkan. Hanya keselesaian hubungan pintaku. Dalam sekejap, semua yang aku jaga semua yang aku banggakan lenyap dalam jeritan tangisku!


kenangan bersamamu BS   



Terima Kasih atas kehangatan kasihmu yang kamu berikan selama 66 hari. Aku tidak akan terpuruk dalam kekecewaanku. Aku masih memiliki dunia baru yang luas. Dan (jelas) tidak ada tokoh kamu lagi dalam cerita kehidupanku. Mungkin ini menjadi Kado pembelajaran terindah menuju kegenapan usiaku esok :)

Friday, October 22, 2010

Just Opinion.

Hanya memberi harapan.
Tetapi tidak berjanji membantu mewujudkannya.
Sekedar menekan.
Tapi tidak memotivasi.
Sekedar melegakan.
Tapi kami tau itu bohong.
Tau apa yang kami minta.
Tapi terkadang melarangnya.
Melarang untuk mengarahkan.
Tetapi tidak memberi alasan yang jelas.
Selalu negative thingking. Padahal suatu kepercayaan yang kami minta.
Hanya itulah pemikiran Orang Tua terhadap kami, 'Seorang Anak' ? Ku harap Tidak :)